Beritaasatu – Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti menegaskan bahwa kabar yang menyebut bergabungnya mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan ISIS tak ubahnya sebuah gertakan saja.
“Itu hanya trik-trik saja, karena yang bersangkutan tidak memiliki pekerjaan,” ujar Jenderal Badrodin kepada wartawan di Jakarta, Jumat (10/7/2015).
Badrodin menjelaskan, pihaknya sudah menanyakan langsung kepada Kapolda Aceh terkait masalah tersebut. Hasilnya, mantan Kombatan GAM itu tidak memiliki pekerjaan. Sebab, sebagian Kombatan GAM ditampung oleh pemerintah dan dipekerjakan. Sedangkan yang tidak mendapatkan pekerjaan mereka melakukan sejumlah permintaan-permintaan yang tidak terpenuhi karena melampaui batas. Hal itulah yang menyebabkan mereka melakukan Sehingga sejumlah trik-trik yang tak masuk akal.
“Kami masih mendalami, tapi sejauh ini wacana itu hanya sebatas rumor saja,” tutup Badrodin.
Sebelumnya, Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso, secara pribadi, tidak terlalu yakin seratusan mantan pejuang GAM itu benar-benar ingin bergabung dengan ISIS.
“Jangan-jangan hanya omong-omongan saja,” ujar Budi.
namun demikian, kepolisian terus menindaklanjuti informasi terkait seratusan mantan anggota GAM yang dikabarkan bergabung dengan ISIS.
“Saya sudah terima laporannya. Saya yakin di Aceh itu Polisi, BIN, Pemprovnya sudah gerak mencegah,” ujar Budi.
“Wilayah-wilayah yang masuk pemantauan itu misalnya Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, termasuk Aceh,” ujar Budi.
Kabar bergabungnya seratusan mantang anggota GAM dengan ISIS datang dari wilayah timur Nanggroe Aceh Darussalam. Para mantan pejuang GAM menyatakan siap bergabung dengan ISIS. Sekitar seratus orang yang menyatakan diri dan mereka, dimotori Fachruddin bin Kasem alias Din Robot, mantan panglima Sago Gerakan Aceh Merdeka.
Din Robot, adalah warga Desa Kuta Binje, Kecamatan Julok, Aceh Timur. Din adalah mantan wakil Panglima GAM wilayah Peureulak, Sagoe Kuta Awe Duek.
Saat ditanya apa yang mendasari keinginan bergabung dengan ISIS, Din Robot menjawab karena di dalam kesatuan eks kombatan GAM saat ini sangat tidak adil. Menurut dia, saat ini yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.