Beritaasatu – Bekas Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Pon Yahya mengaku sebelum kejadian penembakan dan pembakaran mobilnya dia pernah diteror oleh kelompok bersenjata. Pernyataan itu disampaikan Pon Yahya kepada sejumlah wartawan usai melihat lokasi kejadian Minggu (27/6).
Pria yang kini menjadi pengusaha bidang perkebunan kelapa sawit ini mengaku teror itu terjadi bulan lalu.
Dia mengaku pernah dihubungi orang yang mengaku Din Minimi, pria yang paling diburu polisi karena diduga terlibat sejumlah aksi kriminal bersenjata api. Dalam komunikasi itu terjadi debat panjang via telepon dirinya dengan Din Minimi. Namun, Pon Yahya tak menjelaskan secara detail soal perdebatan dirinya dengan Din Minimi.
Bahkan, pada Mei 2015, mandor kebunnya, atas nama Man Golo sempat bertemu dengan kelompok Din Minimi di kawasan SP III Kecamatan Simpang Keuramat. Waktu itu sambung Pon Yahya, Din Minimin berpesan kepada mandornya, bahwa dirinya sudah menjadi target untuk ditembak.
Ancaman itu tidak digubris dan Pon Yahya tetap beraktifitas seperti biasanya.
“Setelah ancaman itu tidak pernah ancaman lagi,” pungkasnya.