Wapres Akan Lantik 154 BPH dan Badan Otonom Hipmi

Ekonomi145 Dilihat

JKBeritaasatu.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan akan melantik sebanyak 154 Badan Pengurus Harian Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Periode 2015-2018 di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (02/04/2015) pukul 16.00.  Hal tersebut diutarakan Ketua Umum BPP Hipmi Terpilih Bahlil Lahadalia pada Konferensi Pers di Jakarta, hari ini.

“Sesuai jadwal, Wapres akan melantik besok,” ujar Bahlil. Dikatakannya, pengurus yang akan dilantik terdiri atas 99 BPH dan 55 pengurus di badan otonom. Bahlil mengatakan, Hipmi merupakan organisasi kader bagi para pengusaha muda dan telah terbukti menghasilkan para pemimpin nasional, tokoh pengusaha, pemimpin partai, termasuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Bahkan sekitar 70 anggota  Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia saat ini merupakan kader-kader Hipmi,” papar Bahlil.

Bahlil mengatakan, peranan pengusaha muda ke depan dalam menggerakan perekonomian nasional sangat strategis. Mengingat pada tahun 2018, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Bonus demografi ini bila dikelola dengan baik akan memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih akseleratif.

Bahlil juga mengatakan, pengurus Hipmi yang dilantik berasal dari kader-kader dan pengusaha muda terbaik Hipmi dari seluruh Indonesia. Sehingga pelantikan ini juga memberi pesan bahwa Hipmi siap membantu pemerintah dalam mendorong pemerataan pembangunan ekonomi sampai ke daerah-daerah dari Sabang sampai Merauke.

 

 

TENTANG HIPMI

Hipmi didirikan pada tanggal 10 Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita – cita menjadi pengusaha.

 

Para pendiri yang rata – rata merupakan pengusaha pemula yang terdiri dari Drs. Abdul Latief, Ir. Siswono Yudo Husodo, Teu ku Sj ahrul, Datuk Hakim Thantawi, Badar Tando, Irawan Djajaatmadja, SH , Hari Sjamsudin Mangaan, Pontjo Sutowo, dan Ir. Mahdi Diah. Pada saat itu anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah sehingga sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat, TNI / POLRI dan sebagainya.

 

Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi di tahun 1998, HIPMI telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha, dengan tampilnya tokoh – tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional. Keadaan itu kemudian dapat merubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat.

 

Pada Era Reformasi, terutama pasca krisis ekonomi, di tuntut adanya perubahan visi, dan misi organisasi. HIPMI senantiasa adaptif dengan paradigma baru yakni menjadikan Usaha Kecil – Menengah sebagai pilar utama dan lokomotif pembangunan ekonomi nasional.

Komentar