Jakarta, beritaasatu.com – Pengamat politik Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, Ansy Lema, mengingatkan Partai Demokrat (PD) dan Partai Amanat Nasional(PAN) agar tidak meniru konflik dan perpecahan yang terjadi di tubuh Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PD dan PAN yang akan menggelar kongres pada tahun 2015 mendatang, mestinya menjadi parameter atau tolok ukur bagi parpol yang lain.
“Parpol di Indonesia bisa jadi Parpol tradisional. Ciri tradisional, antara lain, mengalami perpecahan akibat dipicu kisruh atau friksi internal Parpol, miskin kader, dan gagal menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam pemilihan ketua umum. Padahal, salah satu tanggung jawab dan fungsi utama Parpol adalah mengatasi konflik,” ujar Ansy yang juga dosen FISIP Unas Jakarta ini.
Menurut Ansy, faksionalisme atau rivalitas dalam Parpol adalah lumrah mengingat adanya beragam aspirasi dan kepentingan dalam Parpol. Tantangannya, apakah Parpol mampu memediasi perbedaan yang ada sehingga menjadi aset, dan bukan sebaliknya menjadi beban. Karena itu, PD dan PAN mesti bisa mengambil hikmah di balik kisruh dan perpecahan internal PPP dan Partai Golkar.
Alumnus FISIP UI ini juga mengatakan, Partai yang sehat dan modern mestinya tidak mengalami defisit kader handal yang bisa diajukan sebagai kandidat Ketua Umum.Fenomena aklamasi dalam Kongres bisa dibaca bahwa Parpol gagal melakukan rekrutmen, kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan internal Parpol.
“Dalam aneka literatur politik, para pemikir politik menyatakan bahwa fungsi penting Parpol adalah merekrut, mendidik dan memromosikan kader Partai untuk menjadi pemimpin. Ini yang tidak tampak di mayoritas Parpol kita hari ini. Masih ada tokoh utama yang memainkan peran sedemikian sentral di setiap Parpol, sehingga kandidat yang muncul masih berkategori “LL, lu lagi, lu lagi”, kata Ansy.
Politik transaksional untuk melaju menjadi ketua umum Partai, mengakibatkan oligarki para pemilik modal dalam Parpol. Publik akan makin alami krisis kepercayaan (distrust) terhadap Parpol dan politisi.
Ansy meminta PD dan PAN untuk memunculkan sosok pemimpin baru yang muda dengan integritas dan kapasitas kepemimpinan yang mengagumkan.
“Jika PAN dan PD gagal menjalankan kongres secara demokratis-bermartabat, proses pembusukan atau pelapukan Partai tinggal menunggu momentum. Proses pelapukan Parpol berasal dari internal Parpol,” ujar Ansy.