Beritaasatu – Jaringan Aktifis Reformasi Indonesia 98 (JARI 98) menilai bahwa saat ini ada upaya sistematis untuk melemahkan institusi Polri. Melalui pernyataan persnya menyatakan bahwa isu adanya matahari kembar di tubuh Polri sebagai salah satu upaya yang sistematis untuk melemahkan institusi Polri.
Ketua Presidium JARI 98, Willy Prakarsaya menyatakab bahwa saat ini di kalangan aktivis menilai bahwa adanya perbedaan pendapat bukan indikasi terjadinya perpecahan atau dualisme di Polri. Penyampaian pandangan yang berbeda antara Kapolri dan Wakapolri membuktikan bahwa Polri telah menjalankan revolusi mental di era demokrasi.
“Pendapat Kapolri dan Wakapolri soal capim KPK bukti Polri telah menjalankan revolusi mental di era demokrasi. Pendapat itu sesuai pandangan dan argumentasi di era demokrasi bukanlah suatu barang yang diharamkan oleh agama. Termasuk berpikir dan ambil langkah konservatif,” demikian pernyataan pers Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, di Jakarta.
Aktivis 98 itu memastikan bahwa matahari kembar di Polri itu tidak ada. “Matahari kembar di institusi Polri itu tidak ada,” ujar Willy penuh canda.
Dia menyampaikan Kapolri Jend Pol Badrodin Haiti adalah orang yang memiliki integritas, humanis, religius, profesional, dan mengayomi para senior serta juniornya. Begitu juga dengan Wakapolrinya Komjen Pol Budi Gunawan. “Semua kebijakan ada pada sinergisitas Wanjakti dan pemegang tongkat komando,” ujarnya. [red]