Jakarta, beritaasatu.com – Jaringan Nasional Relawan Aswaja menilai wacana seputar perombakan nama-nama Menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK yang digulirkan elit PDI Perjuangan akhir-akhir ini nampaknya akan terus menjadi berita panas.
Menurut Koordinator Nasional Relawan Aswaja Arief Rachman, akibat adanya isu soal keinginan politik “Teuku Umar” serta elit PDIP lainnya yang dipersyaratkan bagi Presiden Jokowi agar mengganti beberapa nama menteri seperti Rini Soemarno, Andi Widjayanto, Sofyan Djalil, Sudirman Said yang dinilai menjadi ‘duri’ bagi kepentingan jangka panjang partai berlambang banteng tersebut.
“Munculnya tekanan yang dialamatkan kepada Presiden Jokowi untuk mengganti beberapa menteri dari kalangan profesional murni, menjadi catatan kami dalam menilai jalannya pemerintahan Jokowi-JK dalam waktu sekarang ini,” terang Arief, Rabu (25/2/2015).
Dikatakan dia, ini menjadi sangat taktis dan cenderung bias karena, seperti diketahui bersama bahwa pemerintahan Jokowi-JK baru saja bekerja sekitar 4 bulan. Jauh lebih penting menjaga ritme kerja pemerintahan yang masih berada pada fase awal konsolidasi kerja untuk mendorong secara segera pemenuhan harapan yang dinantikan publik seperti soal pangan, energi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur kawasan serta keamanan nasional.
“Ini semua dibutuhkan kerja keras dan fokus, jauh dari tekanan politik,” terang dia.
Lebih lanjut, Arief mengingatkan agar Jokowi-JK bersama Kabinet Kerja agar bekerja dengan baik dan tenang, dan jangan diganggu dengan kepentingan politik sesaat yang justru akan merugikan bangsa dan negara. Ia juga menghimbau elit PDIP sebagai partai pengusung utama Jokowi-JK menjadi garda terdepan dalam mengawal jalannya pemerintahan.
“Munculnya wacana reshuffle kabinet yang digulirkan pihak-pihak tertentu akan membuat situasi pemerintahan tidak kondusif dan cenderung negatif bagi pemerintahan Jokowi-JK yang sedang berjuang keras memenuhi harapan publik,” tukasnya. (An)







Komentar