Triwulan Rezim Jokowi-JK, Publik Nilai Negatif dalam Kebijakan Pendidikan

oleh
oleh

Jokowi JK naik keretaJakarta, beritaasatu.com – Puspol Indonesia membuat riset terkait dengan evaluasi Triwulan Rezim Jokowi-JK. Adapun aspek yang dievaluasi meliputi, pertama kebijakan pendidikan. Kedua, Kebijakan maritim. Ketiga, kebijakan kartu sakti. Keempat, kebijakan BBM. Kelima, kebijakan nilai tukar rupiah. Dan keenam, pandangan publik tentang performance Jokowi.

“Selama 3 bulan pemerintahan Jokowi-JK publik menilai program pendidikan cenderung negatif,” kata Direktur Puspol Indonesia Ubedilah Badrun.

Hal itu mengemuka saat jumpa pers di Bakoel Coffe Menteng, Rabu (21/1/2015).

Lebih lanjut, Ubedillah menjabarkan dalam survei itu, saat ditanya soal kebijakan pendidikan ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden. Pertama, apakah mengetahui perubahan nama Kementerian Pendidikan di era Kepemimpinan Jokowi-JK, responden yang menjawab Ya sebanyak 50,26 %, dan tidak 49,74 %.

Kedua, bagaimana pandangan saudara terhadap perubahan nama di Kementerian tersebut. Sebanyak 31,75 % menjawab setuju agar lebih baik, 14,28 % membingungkan, 15,87 % biasa saja, 6,35 % tidak perlu, karena. Dan 31,75 % tidak tahu.

Pertanyaan ketiga, adakah efek struktural yang tumpang tindih dengan perubahan tersebut. Responden menjawab ada, yakin JKW-JK mampu mengatasinya dengan presentase 15,87 %, tidak ada efeknya 12,70 %, menyebabkan tumpang tindih kelembagaan 26,99 % dan tidak tahu 44,44 %.

Keempat, baru-baru ini Kementerian Pendidikan mengeluarkan edaran terkait perubahan kurikulum 2013, bagaimana pandangan responden. Menjawab setuju sebanyak 25,4 %, lebih baik kurikulumnya 15,87 %, perubahan kurikulum menyulitkan guru dan siswa 19,05 %, ketidakjelasan kurikulum 26,98 % dan tidak tahu 12,7 %.

Penelitian ini menggunakan paradigma Post-Positivistik yang merupakan upaya perbaikan terhadap paradigma positivisme yang hanya mengandalkan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti. Penelitian ini diharapkan mampu mengelaborasi data penelaian publik dalam konteks yang terukur secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam analisisnya, paradigma ini bertumpu pada pendekatan mixed method.
Survei dilakukan sejak 6 s/d 16 Januari 2015. Penentuan responden menggunakan teknik multistage random sampling. Setiap responden memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah 756 orang terdiri dari laki-laki 492, perempuan 264. Sedangkan responden dari mata pencaharian berjumlah 756, terdiri dari wiraswasta 248, buruh 4, PNS 72, Mahasiswa 268, Nelayan 44, Lainnya 120. Sementara responden berdasarkan usia berjumlah 756, terdiri dari usia 17-30 : 440, 31-50 : 240, 51-63 : 68, dan lebih dari 63 : 8.

Konsentrasi riset dilakukan di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Jumlah responden sebanyak 756 orang dengan mempertimbangkan tingkat heterogenitas wilayah, jenis kelamin, usia, dan mata pencaharian responden. Adapun tenaga lapangan survei sebanyak 9 orang dan 4 orang tenaga ahli. Margin of error adalah 3 % pada tingkat kepercayaan 95 %.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.