Jakarta, beritaasatu.com – Hampir sepekan ini, perhatian tertuju dengan proses pencarian dan evakuasi korban Air Asia. Salah satu hal positif yang bisa dilakukan saat ini adalah berdoa merupakan salah satu tindakan agar para keluarga korban diberikan kekuatan oleh Sang Ilahi untuk dapat menerima dan mengikhlaskan kepergian sanak keluarga mereka.
“Kita juga mendoakan agar tim pencarian dan evakuasi dapat bekerja dengan maksimal sehingga dapat membuahkan hasil sesuai harapan kita bersama,” demikian disampaikan Ketua Forum Masyarakat Maluku (Formama) Arnold Thenu, Senin (5/1/2015).
Ironisnya, kata Arnold, tragedi Air Asia justru dimanfaatkan untuk kepentingan politik bahkan dipakai untuk saling menyalahkan yang justru terkesan saling melempar tanggung-jawab dan menunjukkan ketidakdewasaan pihak-pihak terkait dalam menyelesaikan suatu masalah.
“Tragedi Air Asia bukanlah tragedi yang pertama di udara, darat ada tragedi kereta api yang acap kali di karenakan masalah klasik seperti tidak adanya / tidak berfungsinya palang lintasan dan transportasi darat seperti bus juga menghiasi daftar panjang kecelakan, berikut juga tragedi di laut yang sering kali menelan korban jiwa,” terang dia.
Dikatakan dia, saling menyalahkan dan saling melempar tanggung-jawab bukanlah solusi namun itu adalah sebuah ilusi dari cara berpikir yang sempit sehingga mencari kambing hitam menjadi pilihan subyektif. Namun, tambah Arnold, jika para pihak terkait berpikir secara obyektif maka tragedi Air Asia harus dijadikan momen mereka untuk melakukan evaluasi besar perihal transportasi udara, darat dan laut agar dikemudian hari bisa diminimalisir tingkat resiko yang diakibatkan.
“Ini untuk mengantisipasi problem akan jauh lebih baik daripada menyelesaikan problem itu sendiri,” tukasnya.