Jakarta, beritaasatu.com – Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), sebuah organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang kini menjadi hangat akibat dituding membawa ajaran sesat karena mengangkat Ahmad Mussadeq sebagai Nabi. Gafatar pun angkat bicara seputar tudingan tersebut. Mereka membantah sebagai aliran sesat.
“Tidak. Sudah jelas ideologi dan asas kami adalah Pancasila. Visi kami adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang damai dan sejahtera di bawah naungan Tuhan Yang Maha Esa (TYME), bagaimana mungkin disebut menistakan agama,” kata Ketua Umum Gafatar Mahful Tumanurung di Jakarta Sabtu (28/2).
Gafatar, lanjut Mahful mempercayai bahwa tuhan adalah satu dengan berbagai cara menyembah-Nya.
“Bagi kami Tuhan itu satu. Dia disembah dengan berbagai cara dan macam penyebutannya. Ada Sang Hyang, Allah, Yesus, Buddha dan lain-lain,” lanjutnya.
Menurut Mahful, Gafatar tidak ingin mengkotak-kotakkan anggota dalam berbagai kegiatan sosial yang mereka lakukan. Apalagi jika sampai membawa identitas agama di dalamnya. Gafatar sendiri punya alasan kuat untuk itu.
“Agama adalah sesuatu yang sakral. Jika membawa identitas agama, maka kita sulit untuk mempersatukan anggota bahkan karena identitas agama bisa memunculkan konflik akibat perbedaan dari agama itu sendiri,” lanjutnya.
Mahful kemudian menjelaskan tudingan aliran sesat tersebut muncul karena beberaoa pengurus Gafatar ada yang terlibat dalam aliran sesat beberapa tahun lalu.
“Mungkin tudingan itu muncul karena beberapa pengurus kami ada yang pernah tetlibat dalam aliran tersebut. Hal itulah yang ingin kami luruskan,” ungkap Mahful.
Sebelumnya, di berbagai kota, Ormas Gafatar dilarang kegiatannya karena dianggap menyebarkan aliran sesat. Seperti yang terjadi di Halmahera, Kulang, Gorontalo hingga Aceh. MUI setempat pun memberi fatwa ormas ini sesat karena mencampuradukkan agama.







Komentar