Jakarta, beritaasatu.com – Liza Sako memilih mengunci rapat-rapat tentang kabar pernikahannya dengan Wali Kota nonaktif Palembang Romi Herton. Perempuan cantik itu menolak berkomentar. Kabar hubungan Lisa dan Romi semula menjadi bahan pertanyaan jaksa KPK. Pertanyaan serupa juga dilontarkan wartawan kepada Liza usai bersaksi di PN Tipikor, Kuningan, Jakarta, Kamis (8/1/2015). Liza menjadi saksi atas terdakwa Romi Herton dalam kasus suap sengketa Pilkada ke Akil Muchtar.
“No comment,” jawab Direktur Romi Herton Foundation (RHF) ini singkat. Jawaban serupa juga disampaikan Liza ketika ditanya soal ada tidaknya pernikahan dengan Romi Herton. “No comment,” kata Liza.
Dalam sidang, pertanyaan soal hubungan khusus Liza Sako-Romi Herton diajukan jaksa KPK Pulung Rinandoro. “Saudara saksi mungkin agak sedikit menyimpang. Saudara kan sudah disumpah, ini ada jawaban saudara, saudara ada kedekatan khusus dengan Romi Herton, apakah jawaban saudara ini bener-bener seperti itu? Atau bagaimana?” tanya Jaksa Pulung.
Belum sempat dijawab oleh Liza Sako, tim penasihat hukum Romi langsung menyela. “Keberatan Yang Mulia, ini kan tidak ada relevansi, jangan mendegradasi moral, kita fokus dakwaan jaksa,” kata Sirra Prayuna yang duduk di barisan tim penasihat hukum.
Hakim Ketua Much Muhlis mengakomodir protes penasihat hukum Romi. “Saya paham ya, cuma betul dalam berita acara diterangkan seperti itu. Saya kira ganti pertanyaan,” kata Muhlis kepada tim jaksa KPK.
Romi Herton dan istrinya Masyito didakwa menyuap Akil Mochtar saat menjabat hakim Mahkamah Konstitusi terkait penanganan sengketa Pilkada Palembang di MK. Total suap yang diberikan Rp 14,145 miliar dan USD 316,700 melalui Muhtar Ependy.
Jaksa dalam dakwaannya menyebut pada tanggal 13 Mei 2013, Romi Herton melalui Masyito menyerahkan uang Rp 11,395 miliar dan USD 316,700 kepada Akil Mochtar melalui Muhtar Ependy di BPD Kalbar Cabang Jakarta Jl Arter Mangga Dua, Jakpus. Selanjutnya seluruh uang tersebut sebelum diserahkan kepada Akil Mochat oleh Muhtar Ependy dititipkan kepada Iwan Sutaryadi, salah satu pimpinan BPD Kalbar.