Jakarta, beritaasatu.com – Ketua Tim Sukses (Timses) calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) 2015-2018 Bahlil Lahadahlia, H.Andi Rukman Karumpa menghimbau agar semua pihak berkepala dingin dan tidak terpancing emosinya dalam menuntaskan masalah di Musyawarah Nasional (Munas) Hipmi yang berlangsung awal pekan ini.
“Sebaiknya, semua kubuh mengendalikan emosinya dan tidak terpancing oleh provokasi pihak yang tidak bertanggungjawab. Pengusaha harus selalu mengedepankan penyelesaian secara konstruktif dan win-win solution,” ujar Andi Rukman dalam keterangannya di Jakarta hari ini.
Andi Rukman mengatakan, meski sejumlah anggota timses Bahlil menjadi korban kekerasan oleh pihak-pihak yang tidak jelas asal muasalnya pada Munas lalu, pihaknya tetap berkepala dingin dan tidak terpancing oleh provokasi tersebut.
Dia mengatakan, semua pihak harus kembali kepada tujuan utama Hipmi didirikan oleh pendirinya. “Mencintai Hipmi berarti memahami sejarah para pendiri. Kenapa Hipmi di dirikan. Kenapa Hipmi di butuhkan dan kenapa harus di perjuangkan. Dan semoga kita bukan menjadi generasi yang berkelahi dengan sejarahnya. Bukan generasi yang mengingkari alasannya sendiri. Bukan generasi yang mengangkang ikhtiar para pendiri,” ujar Andi.
Dia mengatakan, kejadian Munas di Bandung lalu menjadi pembelajaran yang sangat berarti untuk membesarkan Hipmi. “Kita tidak perlu mencari kambing hitam atas kejadian ini. Ke tiga calon adalah kader terbaik Hipmi yang harus tetap kita jaga semangatnya. kita duduk bersama dengan kepala dingin, membuka jalan untuk kita semua serta mensinergikan kekuatan demi membangkitkan potensi daerah demi kejayaan Hipmi,” pungkas Andi.
Menurut Andi, Munas Hipmi akan dilanjutkan dalam waktu dekat guna memilih ketua umum Hipmi baru. Munas sempat diskor mengingat kontrak antara panitia Munas dan pengelola hotel untuk menyelenggarakan Munas sudah berakhir pada Rabu (14/1).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Munas Hipmi (14/1) di Bandung, Jawa Barat diskors oleh pimpinan sidang. Dalam notulensi sidang Pleno II (dua), calon Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia unggul dalam jumlah suara Badan Pengurus Daerah HIPMI yang mendukung, yaitu 13 daerah. Sedangkan calon lainnya, yaitu Bayu Priawan hanya didukung 12 BPD dan Andhika Anindyaguna hanya didukung satu BPD. Lalu tujuh BPD menyatakan netral.
“Sesuai catatan pimpinan siding Pleno II, ada 13 BPD yang menyatakan mendukung Bahlil, lalu 12 BPD menyatakan mendukung Bayu. Dan hanya 1 BPD menyatakan mendukung Andhika. Sedangkan 7 BPD tidak menyatakan mendukung salah satu calon. Itu catatan rapatnya”, kata Umar Lessy salah satu pimpinan sidang di Munas HIPMI XV.
Benny Batubara, pimpinan sidang lainnya secara senada mengatakan bahwa memang Bahlil sementara unggul dari calon lainnya. “Iya memang Bahlil yang unggul dengan dukungan 13 BPD. Semua BPD menyampaikan pandangannya masing-masing. Dan angka nya jelas Bahlil yang unggul di catatan sidang,” paparnya saat dihubungi.
Terkait di-skorsnya Munas HIPMI XV sampai batas waktu yang belum ditentukan, walaupun unggul Bahlil Lahadalia tetap menghargai proses demokrasi yang kian berat tersebut.
“Kita harus hargai proses demokrasi. Bila memang tidak kondusif saat ini, maka untuk kebaikan HIPMI tidak apa-apa diskors terlebih dahulu. Saya yakin kader-kader HIPMI pasti ingat nilai-nilai luhur yang sudah diwarisi oleh para senior,” ujar Bahlil yang juga CEO Rifa Capital ini.
Bahlil menambahkan pengusaha yang bergabung dalam organisasi HIPMI ini harus memiliki nilai-nilai organisasi yang sudah diperjuangkan oleh para seniornya. “Musyawarah Nasional yang belum selesai ini harus kita jadikan pelajaran bagi kita untuk mengerti dan memahami nilai dasar dan karakter organisasi HIPMI. Value itu yang harus terus kita perjuangkan sampai akhir. Sebuah kepemimpinan organisasi yang baik adalah bukan dilihat dari posisi yang dia pimpin, melainkan aksi nyata yang dikontribusikan pada organisasinya,” tegas Bahlil.
Sesuai catatan pleno II, berikut BPD yang menyatakan dukungannya pada kandidat ketua HIPMI
Bahlil Lahadalia (13 BPD): 1. BPD Banten, BPD JawaTimur, BPD Sumatera Utara, BPD Riau, BPD Sumatera Barat, BPD Bengkulu, BPD Kepulauan Riau (Kepri), BPD Sulawesi Tenggara, BPD Sulawesi Selatan, BPD Sulawesi Barat, BPD Maluku, BPD Maluku Utara, BPD Papua
Bayu Priawan (12 BPD): BPD Bangka Belitung, BPD Aceh, BPD Lampung, BPD Kalimantan Tengah, BPD Kalimantan Barat, BPD Kalimantan Selatan, BPD Sulawesi Utara, BPD Gorontalo, BPD Sulawesi Tengah, BPD Sumatera Selatan, BPD Bali, BPD NTT
Andhika Anindyaguna (1 BPD): BPD DKI Jakarta
7 BPD Lainnya yang tidak menentukan pilihannya pada pleno adalah: BPD Kalimantan Timur, BPD Aceh, BPD Jawa Tengah, BPD NTB, BPD Papua Barat, BPD Jawa Barat, BPD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)