Beritaasatu.com – Sejumlah anggota Komisi 9 DPR RI dari Fraksi PDIP melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jalan Diponegoro Raya Menteng Jakarta Pusat, Kamis (26/03/2015). Dalam sidaknya, para anggota komisi menemukan banyak permasalahan yang terjadi di RSCM.
Adalah Rieke Diah Pitaloka, Ribka Tjiptaning dan Karolin yang melakukan sidak tersebut. Ketika menemui para pasien. Sejumlah keluhan diutarakan terkait pelayanan di rumah sakit pusat milik pemerintah tersebut. Dalam kunjungannya, pasien penderita Atresia Bilier menjadi prioritas utama Komisi 9.
“Keluarga pasien yang merupakan peserta BPJS maupun dari masyarakat yang tidak mampu mengalami berbagai masalah seperti antrian yang panjang, kesulitan mendapat ruang rawat inap dan Obat-Obatan banyak yang tidak ditanggung dan harus membeli diluar,” ungkap salah satu anggota komisi 9 DPR RI Rieke Diah Pitaloka kepada wartawan usai melakukan sidak.
Selain itu, lanjut Rieke, terkait keluhan mahalnya pengobatan untuk para pasien Atresia Bilier utamanya biaya Screening untuk para pendonor. Rieke pun menampung keluhan tersebut agar nantinya dapat menjadi bahan pembahasan dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan di rapat Komisi 9.
“Biaya Screening untuk resipien dan pendonor biayanya mencapai 15-18 Juta. Ini yang kita pertanyakan. Kata pihak RSCM tidak ditanggung, tetapi pihak BPJS bilang ditanggung. Jadi ada dua pernyataan yang berbeda.” Kata Rieke.
Rieke pun menegaskan, untuk biaya operasi transplantasi hati yang mencapai Rp 800- 900 juta. Pemerintah wajib menggratiskan biaya tersebut bagi rakyat miskin dan membiayainya secara penuh.
“Biaya Operasi Transplantasi Rp 800- 900 Juta dan Obat untuk pasca transplan Tacrolimus Rp 8 – 10 Juta per bulan tidak ditanggung. Ini semua harus ditanggung sama pemerintah. Tidak boleh tidak. Harus.”Tegas Rieke.
Komentar