Tangsel – Ketua Presma UIN Syarif Hidayatullah Zidan, mengaku kecewa dengan aksi bagi-bagi selebaran yang mencatut nama UIN.
Pasalnya, aksi yang dilakukan oleh Mahasiswa Indonesia Bersatu (MIB) saat melakukan aksi serentak pada hari Kamis, tanggal 11 Januari 2023 di beberapa wilayah kampus di Indonesia tidak atas nama Presma atau BEM UIN.
“Tapi itu individu yang memiliki kepentingan politik,”.
Sikap politik DENMA UIN saat ini memang sangat rawan ditunggangi oleh oknum maupun kelompok yang ingin memanfaatkan Mahasiswa untuk terlibat dalam politik praktis menjelang Pilpres 2024, namun Sdr. Zidan menegaskan bahwa secara pribadi dan kelembagaan saat ini tidak memihak maupun terlibat dalam proses pemenangan salah satu pasangan calon Presiden.
Sdr. Zidan menginginkan pelaksanaan Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman dan damai tanpa adanya intervensi terhadap penyelenggara Pemilu maupun praktek money politik sehingga proses demokrasi dapat berjalan dengan aman dan damai ujar Zidan, hari ini.
Untuk diketahui, Mahasiswa dari 899 kampus di 35 provinsi tergabung Mahasiswa Indonesia Bersatu secara serentak membagikan 4 juta lembar selebaran berisi penolakan atas politik dinasti dan tolak pemimpin pelanggar HAM.
Selebaran dibagikan kepada masyarakat, terutama para pengendara yang melintas di jalan-jalan umum yang berada di depan kampus masing-masing.
Para mahasiswa yang menggunakan almamater lengkap itu membagi-bagikan pamflet perlawanan kepada para pengguna jalan yang melintasi Jalan Hang Lekir, Jakarta.
Sebagian mahasiswa juga nampak memakai topeng Guy Fawkes sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang dianggap tiran.
Pamflet-pamflet tersebut salah satunya bertuliskan “Menolak Dinasti Politik dan Penculik”, “Lawan Politik Dinasti”. Mereka juga membagikan tabloid Achtung berjudul “Reformasi Dikhianati”.
Sebelumnya, mahasiswa UIN Jakarta juga melakukan aksi yang sama di depan kampus mereka. Para mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Indonesia Bersatu ini juga melakukan aksi pembagian selebaran serentak di 899 kampus yang tersebar di 35 provinsi di Indonesia. Total ada 4 juta selebaran yang dibagikan oleh seluruh mahasiswa.