Benny Susetyo : Netizen sebagai Pemutus Kata, Atasi Hoaks & Politisasi SARA

oleh
oleh

Jakarta – Pakar Komunikasi, Antonius Benny Susetyo menuturkan, literasi digital dan literasi kebangsaan di era kerbukaan sekarang ini menjadi sangat penting, khususnya bagi anak-anak muda agar tidak mudah terdoktrin oleh hal-hal yang menyesatkan.

“Maka kesadaran literasi digital sangat penting, kesadaran literasi kebangsaan akan memperkuat kita, supaya anak-anak muda tidak terjerumus dan tereduksi oleh doktrin-doktrin yang sesat, doktrin-doktrin yang mengajarkan kesesatan dimana manipulasi agama hanya mencari kekuasaan”, tuturnya.

Bagi Benny, diperlukan pribadi dan komunitas pemutus kata, yaitu orang yang kritis ketika mendapatkan informasi atau berita dengan mencari kebenaran dari informasi tersebut, sebelum menyebarkannya kepada orang lain.

“Maka dibutuhkan kesadaran baru, bagaimana publik menjadi komunitas pemutus kata bukan peng-iya kata. Komunitas pemutus kata adalah orang yang kritis orang yang mempertanyakan orang yang mencari kebenaran dan mencari sumber-sumber berita yang terpercaya bukan sekedar komunitas peng-iya kata yang hanya sekedar meng-share tanpa membaca dengan bijak”, tegasnya.

Romo Benny menyampaikan, kesadaran menggunakan media sosial harusnya mampu merajut persaudaraan sejati dan media sosial harusnya mendidik masyarakat menjadi lebih kritis dalam penggunaannya

“Kecerdasan masyarakat dalam menggunakan media sosial hanya bisa dibangun lewat sebuah kesadaran kritis dengan cara mendidik rakyat lebih bisa memilih berita dan konten bersumber akurat”, ujarnya.

Menurut Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu, tantangan terbesar di era digitalisasi adalah bagaimana menjadi orang yang bijaksana, yaitu orang yang mampu mengolah berita dengan tepat dan mampu menyaringnya sehingga memiliki kesadaran akan dampak dari menyebarkan berita bohong akan membuat kehancuran

“Kebohongan yang diulang-ulang secara sistematis menjadi kebenaran dan ketika kebenaran itu direduksi dengan berita yang bohong tanpa fakta dan data kerap kali berita itu menyesatkan dan kerap kali juga menipu publik”, ucapnya.

Etika berkomunikasi dalam menggunakan sosial menggunakan sosial media sangat penting dan harus diterapkan, agar tidak terjadinya perpecahan persatuan dan kesatuan di negara Indonesia dan juga tidak berdampak buruk bagi kehidupan kita dan orang lain sesama pengguna sosial media, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Benny yang juga seorang budayawan, mengajak masyarakat agar bijak menggunakan media sosial sebagai alat untuk memajukan peradaban kemanusiaan bukan penghancuran kemanusiaan.

“Saatnyalah kita menjadi bijak untuk menggunakan media sosial sebagai alat untuk memperjuangkan nilai-nilai kebenaran, nilai-nilai kemajemukan, dan menjaga NKRI tetap utuh”, tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.