Jakarta, beritaasatu.com – Kredibilitas KPK jilid III pimpinan Abraham Samad cs terjun bebas begitu Plt Wasekjen PDIP Hasto Kristianto, mengungkap fakta ada pertemuan samad dengan petinggi PDIP untuk memenuhi ambisi politik Samad menjadi Cawapres Jokowi.
“Secara lembaga, KPK patut diselamatkan dari orang-orang yang menggunakan lembaga penegak hukum untuk kepengan pribadinya. Samad telah mempertontonkan kebodohannya. Dia telah merusak nama KPK dan sekarang mayoritas masyarakat jadi tahu, KPK tidak dapat dipercaya lagi,” demikian disampaikan Koordinator aksi Fadly Zein, dalam aksi di PN Jaksel, Jumat (13/2).
Lebih lanjut, Fadly secara tegas menyatakan kredibilitas KPK, telah dihancurkan oleh komisionernya sendiri, bukan oleh pihak lain apalagi Polri. Tindakan Samad yang bermain politik dengan tameng KPK, seolah mengkonfirmasi perilaku komisioner KPK lain yang juga melakukan tindakan yang mirip-mirip.
Seperti pernah dicuitkan akun @triomacan sebelum ditangkap, berkali-kali dia menyatakan komisioner BW merupakan orang titipan Setnov, Ketua DPR sekarang. Meski belum ada konfirmasi, setidaknya apa yang disampaikan Ruhut Sitompul dalam ILC yang menyatakan Komisioner KPK merupakan produk politik, tentu saja pemilihannya berdasar pertimbangan politik, layak dipercaya. Jauh sebelum BW dan AS bermain politik, komisioner Chandra Hamzah dan jubir KPK, Johan Budi, terindikasi “bermain-main” dengan Nazarudin, dulu masih bendahara Partai Demokrat.
Kasus ini sekarang sudah masuk laporan polisi, dan tak lama lagi akan terungkap perilaku menyimpang para komisioner KPK. Fadly menambahkan, dalam kasus BG, sangat kental sekali kasus ini merupakan kasus politik.
“Kasus BG ini sangat politis. Apa yang disampaikan Hasto Kristianto, Samad melampiaskan dendam pada BG karena gagal jadi cawapres, ada benarnya,” tegasnya.
“Jika bukan alasan politis tentu penetapan tersangka BG tidak dilakukan menjelang fit and proper test di DPR. Itu proses politik, dan Samad melakukan manuver politik dengan kedok penegakkan hukum,” tandasnya.
Dia mengusulkan kepada Presiden agar komisioner yang sekarang dicopot, lalu dipilih orang-orang kredibel yang tidak punya ambisi politik lagi.
“Pilih orang-orang terpilih, jangan hanya muda, apalagi LSM yang berteriak anti korupsi, tetapi ternyata bekerja untuk kepentingan asing. Kalau bisa, pemilihan jangan melalui DPR untuk menghindari pollitisasi,” pungkasnya.