Beritaasatu – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga di angka Rp13.460 per dollar Amerika Serikat (AS) menjadi bukti nyata bahwa tim ekonomi pemerintah gagal mengendalikan perekonomian. Jika dipertahankan, maka merusak citra Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Sangat wajar jika saat ini masyarakat semakin meragukan kepemimpinan Jokowi-JK, apalagi di bidang ekonomi yang kian anjlok. Untuk itu masyarakat menuntut bukti nyata dari kepemimpinan Jokowi-JK selama ini sesuai janji-janji kampanye pada 2014 yang lalu,” ujar Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha, di Jakarta, Kamis (30/07/2015).
Panji menilai, sepuluh bulan kepemimpinan Jokowi-JK dirasakan belum ada perubahan signifikan. Karena, faktanya hingga hari ini rupiah terus melemah dan akan berakibat melonjaknya utang negara.
Untuk itu, Panji mengimbau, Jokowi-JK harus berpikir keras untuk merubah keadaan terutama dibidang ekonomi yang saat ini sangat mengkhawatirkan, karena tidak menunjukkan tanda-tanda baik. Salah satunya, merombak tim ekonomi.
”Rombak tim ekonomi, pilih figur yang berani dan punya banyak terobosan. Karena, persoalan ekonomi akan berdampak besar, dan untuk itu juga Jokowi-JK harus menjalankan perekonomian sesuai janji kampanye dan UUD RI tahun 1945,” tutup Panji.
Terkait dengan figur yang tepat untuk mengisi posisi kementerian bidang ekonomi, Panji menegaskan, presiden Jokowi harus menggunakan hak preogratif sepenuhnya dalam menentukan orang-orang yang tepat. Yang terpenting, Panji mengingatkan, jangan ada lagi orang titipan dari pihak tertentu atau berlandaskan balas jasa saat Pilpres 2014 silam.
“Saya rasa presiden Jokowi tahu orang yang tepat menjadi panglima ekonomi. Nah, yang terpenting bukan orang titipan atau berdasarkan balas jasa pihak tertentu. Empiriknya kan Sofyan Djalil. Dia (red. Sofyan Djalil) itu kan titipan. Dampaknya, kerja gak becus,” pungkas Panji.