Kesetaraan Gender Berperan Besar Angkat Negara dari Jurang Kemiskinan

Ekonomi315 Dilihat

Sri MulyaniBeritaasatu – Negara-negara yang ingin bebas dari kemiskinan harus memberikan kesempatan yang sama baik kepada kaum laki-laki maupun perempuan. Sudah bukan saatnya lagi meninggalkan potensi yang dimiliki kaum wanita.

Hal tersebut disampaikan oleh Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati dalam tulisannya berjudul “Why we have to #Get2Equal”, sebagaimana dilansir dari situs Bank Dunia, Minggu (8/3/2015).

Dalam tulisannya, Sri Mulyani menegaskan tentang pentingnya peran wanita. Menurutnya, wanita telah berkembang menjadi salah satu kekuatan perubahan.

“Negara-negara yang sudah menanamkan investasinya pada pendidikan anak perempuan dan menghilangkan hambatan hukum yang mencegah kaum wanita mendapatkan potensinya, sekarang sudah melihat keuntungan,” ujar mantan Menteri Keuangan Indonesia itu.

Ia mencontohkan Amerika Latin. Lebih dari 70 juta wanita di kawasan tersebut masuk ke angkatan kerja dalam beberapa tahun terakhir. Dua pertiga dari peningkatan partisipasi wanita di pasar tenaga kerja dalam dua dekade berkontribusi pada pendidikan yang lebih banyak, tidak menikah di usia muda, dan jumlah anak yang lebih sedikit.

“Sebagai hasilnya, antara tahun 2000 dan 2010, pendapatan wanita berkontribusi pada sekitar 30 persen pengurangan kemiskinan ekstrim di kawasan,” ujar Sri Mulyani.

Kesetaraan gender berperan besar dalam mengangkat sebuah negara dari jurang kemiskinan. Namun, Sri Mulyani menggarisbawahi adanya tiga tantangan yang harus dituntaskan dalam masalah tersebut.

Pertama, kekerasan terhadap wanita harus diakhiri. Menurut Sri Mulyani, lebih dari 700 juta wanita di berbagai belahan dunia telah menjadi subjek kekerasan dari suami atau rekannya.

“Kekerasan domestik tidak hanya membuat individu harus membayar mahal, tetapi juga membawa dampak pada keluarga, lingkungan, dan perekonomian,” jelasnya.

Kedua, kaum wanita masih belum memiliki kesempatan yang sama dan berjuang untuk membuat keputusan tentang hidup mereka sendiri. Para wanita umumnya mendapatkan bayaran yang lebih rendah dan tidak mendapatkan akses keuangan serta akses lain lebih mudah untuk meningkatkan produktivitasnya.

Ketiga, kepemimpinan dan model panutan bisa membuat perbedaan.

Komentar