Jakarta, beritaasatu.com – Kisruh masalah status Komisaris Jenderal Budi Gunawan menimbulkan banyak penilaian dikalangan pengamat dan masyarakat bahwa komunikasi antara Jokowi dan partai pengusungnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi renggang. Penilaian itu ditampik oleh Anggota Komisi III fraksi PDIP Dwi Ria Latifah yang mengatakan bahwa tidak ada kerengangan antara PDIP dengan presiden, gaya komunikasi jokowi ya seperti itu.
“Saat ini posisi PDIP berada dalam posisi sulit bagai buah simalakama, apapun yang dilakukan PDIP selalu dianggap buruk,” kata Dwi dalam diskusi yang bertajuk Simalakama Jokowi di kawasan Cikini, Jakarta (14/2).
Dwi mencontohkan saat Munas Hanura tadi malam, ada pertanyaan kenapa Jokowi dan Ibu Mega tidak berteguran padahal faktanya tidak seperti yang ditanyakan.
Ditempat yang sama Direktur Syaiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengatakan memburuknya komunikasi antara PDIP dengan Presiden Jokowi terlihat saat munculnya plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ketika Komisaris Jenderal Budi Gunawan (BG) ditetapkan menjadi tersangka dan Hasto sangat jelas terlihat seakan-akan ikut menekan Jokowi agar BG tetap dilantik hal inilah yang menjadikan tanda hubungan komunikasi antara partai PDIP dan Jokowi menjadi retak.
“Kemudian ketika presiden mencoba mengulur waktu agak banyak, itu juga seperti ada tekanan dari PDIP, sehingga tidak ada kesingkronan antara PDIP dan Jokowi,” jelasnya.
“Jalinan yang baik atau tidak akan terlihat apabila Jokowi memutuskan tidak melantik BG apakah PDIP tetap mendukung atau malah sebaliknya akan ribut-ribut di PDIP,” tuturnya. (An)