Panglima LIB: Peran Ulama & Masyarakat Penting Tangkal Hoax Jelang Pemilu 2019

oleh
oleh

Banten – Jelang Pemilu 2019, peran ulama sangat penting dalam mendinginkan suasana dan meluruskan berita-berita bohong alias hoaks ditengah masyarakat.

“Ditahun politik ini, para ulama di wilayah Banten harus menjadi panutan bersama dan ikut berkontribusi mendinginkan situasi, menyejukkan situasi juga meluruskan berita bohong, hoaks, fitnah yang berseliweran,” ungkap Panglima Laskar Islam Banten (LIB) Ichsan Nugroho Soebadio.

Hal itu mengemuka saat menyambangi Pondok Pesantren Yayasan Himpul (Himpunan Muslim Peduli) Daarul Saadah Kampung Binong Kec Curug Tangsel, Banten, Sabtu (15/7/2018).

Dalam kunjungannya, Panglima LIB yang diterima langsung Pengurus Ponpes Daarul Saadah itu memberikan santunan dan seperangkat alat sholat untuk para santri/santriwatinya.

Pesan penting lainnya, lanjut Ichsan, agar menjaga dan mewujudkan kamtibmas damai serta berhati-hati dalam menerima ajakan maupun seruan di media sosial yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

“Kecanggian teknologi harus bisa juga dicegah dampak negatifnya. Apalagi adanya info-info yang memutar balikkan fakta,” sebutnya.

Ichsan kembali menekankan bahwa penyebaran berita bohong dan fitnah itu menjadi fenomena umum. “Di mana pun ujaran kebencian itu ada dan berseliweran di mana-mana,” aku dia.

Lebih lanjut, Ichsan yang rajin melakukan silaturahmi ke Pondok Pesantren itu selalu menyerukan kepada publik Banten agar menjaga kerukunan, menghormati, toleransi sesama umat beragama.

“Fenomena hoax sudah jadi bisnis baru, kita harus bisa menjaga ketertiban dan lingkungan ditengah-tengah derasnya berita hoax dan radikal terorisme di media sosial. Masyarakat harus teliti dan kroscek kebenarannya dan bisa bersinergi dengan instansi Kepolisian maupun instansi terkait lainnya,” jelasnya.

“Peran masyarakat sangat dibutuhkan kekompakannya untuk menangkal berita hoax ini,” ucapnya.

Lebih jauh, Ichsan berharap para sesepuh di tanah Banten untuk bisa menyikapi fenomena ini dengan arif dan bijaksana sehingga tidak ikutan terprovokasi yang bisa merugikan semua pihak.

“Sesepuh harus dapat menyikapinya dengan arif, bijaksana sehingga tidak terprovokasi untuk berbuat keburukan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.