Sebuah dokumen berisi susunan Pengurus Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto beredar ke media. Tak ada yang istimewa dalam dokumen itu. Hanya saja cukup mengejutkan. Mengejutkan, karena sejumlah pengurus periode 2016-2019 yang terdiri dari 75 orang –dari 150 orang yang direncanakan– itu banyak yang pernah tersandung masalah.
Ada nama Nurdin Halid yang dalam dokumen itu menduduki posisi Ketua Harian. Dikutip dari Republika.co.id, mantan Ketua Umum PSSI ini pernah menjalani hukuman penjara terkait kasus penyelundupan gula impor ilegal pada 2004. Berdasarkan putusan kasasi MA, Nurdin divonis dua tahun penjara dan bebas setelah menjalani 2/3 hukumannya. Nurdin juga divonis bersalah kasus kepabeanan impor beras dari Vietnam. Dia dihukum dengan penjara 2,5 tahun pada 2005.
Ada juga nama Sigit Haryo Wibisono. Di susunan itu, ia menduduki jabatan Ketua PP Wilayah Jawa Timur. Dalam perjalanan hidupnya, Sigit pernah divonis 15 tahun penjara terkait kasus pembunuhan Dirut PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnain pada 2009. Namun pada 6 September 2015, Sigit mendapatkan pembebasan bersyarat.
Nama lain adalah Fahd El Fouz Arafiq. Fahd yang didapuk menjadi Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga pernah divonis penjara 2 tahun 6 bulan terkait kasus korupsi dana penyesuaian infrastruktur daerah.
Ada juga nama Rudi Alfonso. Rudi yang dalam kepengurusan itu menjadi Ketua Bidang Hukum dan HAM ini pernah divonis 6 bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Batam karena terbukti mengimpor 2.000 ton limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dari Singapura ke Batam.
Nama lain yang tertera dalam kepengurusan itu adalah Yahya Zaini. Dalam kepengurusan itu, Yahya didapuk menjadi Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik. Yahya, saat menjadi anggota DPR 2004-2009, pernah tersangkut skandal video mesum dengan seorang artis Maria Eva. Kasus yang terjadi pada November 2006 ini sempat menghebohkan publik. Karena kasusnya ini Yahya kemudian dipecat oleh Badan Kehormatan DPR.
Entah karena beredarnya susunan pengurus itu ke publik atau bukan, yang jelas, menurut politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai, Setya Novanto, Idrus Marham, dan dirinya dipanggil Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. “Kemarin (Rabu) ditelepon diminta bertemu di rumahnya siang ini,” kata Yorrys.
Namun sepengetahun Luhut, Golkar kepengurusan baru akan diisi orang-orang yang bersih. “Setahu saya Golkar tidak ingin ada nama-nama yang berkaitan kriminal masuk dalam kepengurusan,” ujar Luhut.
Sebenarnya, menurut Yorrys, susunan pengurus yang beredar itu barulah satu versi dan belum final. Nama dan susunan pengurus yang final kata dia, baru akan diumumkan pada 2 Juni mendatang di forum Rapimnas Golkar.
Meski begitu, Yorrys mengkritik masuknya orang-orang bermasalah itu ke dalam kepengurusan Golkar di bawah Setya. Kata Yorrys, pengurus Golkar tak boleh cacat moral.
“Kita punya prinsip, kepengurusan Golkar harus mencerminkan wajah-wajah baru, generasi baru yang mewakili citra bersih, terutama soal moral,” kata Yorrys seperti dikutip detikcom.
Menurut Yorrys, jangan sampai kepengurusan Setya yang hanya tiga tahun ini terganggu oleh isu-isu yang tidak produktif yang berakibat pada tidak bekerjanya pengurus.
Bagaimana dengan Ade Komarudin yang jadi pesaing Setya dalam Munaslub lalu? Roem Kono, anggota formatur mengatakan, Ade tidak masuk dalam pengurus harian melainkan ditempatkan sebagai anggota dewan pembina. “Beliau sebagai Ketua DPR ditempatkan terhormat, bukan sebagai pekerja. Diperlukan jabatan yang terhormat,” katanya.