Beritaasatu – Rencana pihak istana untuk meminta maaf secara resmi pada keluarga PKI atas kejadian pada tahun 1965 pada saat pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR 16 Agustus mendatang adalah adu domba istana terhadap sesama rakyatnya sendiri. Demikian dikatakan Adnan Rarasina aktivis Gerakan Pemuda Islam Indonesia [GPII] dalam perbincangannya dengan redaksi.
“Rakyat ini sudah susah akibat himpitan ekonomi, harga-harga barang semua serba mahal. Jangan lagi di provokasi untuk saling serang dengan mengungkit ngungkit luka sejarah yang di lakukan PKI,” bebernya.
Adnan menjelaskan, Umat Islam dalam hal ini NU, Muhammadyah, Masyumi, Persis, HMI, PII, GPII, dan elemen rakyat lainnya telah berjuang mati matian bersama TNI AD untuk tetap mempertahankan tegaknya NKRI dari rongrongan pemberontakkan PKI dan untuk itu tidak sedikit darah dan pengorbanan yang telah dilakukan. Jika pemerintah tetap ngotot meminta maaf, resikonya silakan bapak presiden tanggung sendiri. Yang pasti bahwa doktrin TNI bahwa akan selalu bersama dan berjuang dengan rakyat, bapak presiden akan sendirian bersama para pendukung PKI dan itu pasti akan terjadi Insya Allah.
Menurutnya, pemerintah lebih baik fokus memikirkan nasib rakyatnya. Pasalnya, saat ini ekonomi kita sedang lesu, rupiah merosot, daya beli masyarakat jatuh, inflasi melambung tinggi, PHK pekerja dimana-mana, belum lagi konflik berbau sara yang marak terjadi.
“Infiltrasi neo PKI di lingkar satu istana ini harus di sadari presiden sendiri sebelum semuanya terlambat dan akan dilawan oleh rakyatnya sendiri,” pungkas Adnan yang juga kader muda PAN ini.