Jakarta, beritaasatu.com – Jaringan Aksi Mahasiswa Indonesia (JAM-Indonesia) menilai negara Indonesia kini semakin jauh dari kesejahteraan yang diimpikan rakyatnya.
Aktivis JAM-Indonesia Abu Fatsey menyebutkan 3 fakta tindakan pemerintah sudah bertentangan dengan nasib rakyat di bulan ke-4 tahun 2015 ini. Pertama, kata Fatsey, dengan menaikkan harga BBM sebesar Rp. 500. Berikutnya, memberikan modal awal untuk pembelian mobil penjabat totalnya 20 Triliun. Terakhir, lanjut Fatsey, mengalokasikan APBN untuk persiapan Konferensi Asia-Afrika (KAA).
“Kami memandang ke 3 hal ini lah merupakan langkah yang tidak memikirkan nasib rakyat, dimana saat ini jutaan rakyat Indonesia sedang mengalami kesusahan, kemiskinan,” beber Fatsey, di Jakarta, Sabtu (4/4/2015).
Selain itu, tambah Fatsey, masih ditemukannya ribuan bangunan sekolah dalam kondisi rusak parah, ribuan nelayan tidak bisa melaut karena kesusahan mendapatkan BBM. Ia memandang pemerintah lebih memikirkan hal-hal yang bersifat protokoler dan seremonial saja.
“Nasip rakyat menjadi urusan pribadi rakyat dan negara seakan tidak pernah melihat kondisi rakyatnya yang sedang terjadi ketika kebijakan yang dikeluarkan tidak pernah pro rakyat. Negara Indonesia yang di pimpin oleh Jokowi seakan terlihat jauh dari rakyatnya,” pungkasnya.
Komentar