Kenaikan Pangkat Polri Diisukan Kepanikan Kapolri, Habib Syakur: Itu Mekanisme Biasa!

Nasional79 Dilihat

Jakarta – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid menyoroti manuver narasi yang kembali dimainkan oleh Edy Mulyadi melalui akun YouTube miliknya, Bang Edy Channel – Official Channel Edy.

Dalam siaran bertajuk “LIVE!! MALAM-MALAM NAIKKAN PANGKAT DAN JABATAN PETINGGI POLRI, SIGIT CEMAS DAN PANIK?” Edy Mulyadi menuding Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah “mengamankan posisi” jelang masa purna tugas.

Habib Syakur menilai tudingan tersebut tidak lebih dari upaya menggiring opini publik secara tendensius dan tidak berdasar, bahkan mencerminkan kebiasaan lama Edy Mulyadi yang kerap “menggoreng isu” untuk kepentingan sensasi.

“Kalau Edy Mulyadi bicara soal kepanikan Kapolri, itu sama saja seperti tukang kompor yang ingin menyalakan api padahal tidak ada bara. Sudah jadi kebiasaan dia melempar isu tanpa dasar yang kuat,” tegas Habib Syakur dalam keterangannya di Jakarta, hari ini.

Ia mengingatkan publik agar tidak mudah terpengaruh dengan narasi liar yang sengaja dibangun untuk menciptakan persepsi negatif terhadap institusi Polri. Menurut Habib Syakur, kenaikan pangkat perwira tinggi (Pati) Polri merupakan hal yang lumrah dan bagian dari sistem pembinaan karier, bukan sesuatu yang harus dicurigai.

“Kenaikan pangkat itu rutin, ada mekanismenya, bukan ujug-ujug. Jangan semua langkah pimpinan Polri diartikan politik atau kepanikan. Itu logika orang yang senang goreng isu,” ujar tokoh yang dikenal vokal dalam menjaga narasi kebangsaan ini.

Habib Syakur juga mengingatkan bahwa Edy Mulyadi sendiri pernah terseret kasus ujaran kebencian karena pernyataannya yang kontroversial tentang Kalimantan sebagai “tempat jin buang anak”.

“Track record-nya sudah jelas, pernah bikin gaduh nasional. Jadi publik juga harus cerdas, jangan jadikan omongan seperti itu sebagai kebenaran,” tambahnya.

Menurutnya, di tengah situasi politik dan keamanan nasional yang relatif stabil, publik justru perlu memberikan apresiasi kepada Polri yang terus memperkuat struktur internalnya melalui promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Langkah tersebut adalah bagian dari regenerasi kepemimpinan yang sehat dalam menjaga profesionalitas dan pelayanan publik.

“Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu pemimpin yang tenang dan profesional. Jangan karena ada orang bikin video tengah malam lalu tiba-tiba kita percaya bahwa Polri panik. Itu tidak logis,” tegas Habib Syakur.

Ia menutup pernyataannya dengan mengajak masyarakat untuk tidak terjebak dalam framing murahan dan isu sensasional.

“Negara ini butuh kesejukan, bukan provokasi. Kalau masih ada yang hobi goreng isu demi klik dan sensasi, biarlah publik yang menilai siapa sebenarnya yang panik,” pungkasnya.

Dengan pernyataan ini, GNK menegaskan komitmennya untuk menjaga nalar publik tetap jernih dan tidak mudah digiring oleh narasi provokatif yang berpotensi merusak kepercayaan terhadap institusi negara.

Komentar