Jakarta – Kunjungan bilateral Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok ke Indonesia pada 24 hingga 26 Mei 2025 berlangsung lancar dan kondusif, menandai penguatan hubungan strategis antara kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Dalam kunjungan tersebut, berbagai agenda penting dibahas, termasuk peningkatan kerja sama investasi infrastruktur, transisi energi, hingga perluasan perdagangan ekspor-impor yang saling menguntungkan. Pemerintah Indonesia, melalui pernyataan Presiden Prabowo Subianto, menegaskan bahwa hubungan dengan Tiongkok tetap menjadi prioritas strategis bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kunjungan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap potensi besar Indonesia di mata dunia, khususnya dalam bidang ekonomi dan geopolitik kawasan. Kita harap masyarakat turut mendukung langkah-langkah pemerintah demi terciptanya kesejahteraan bersama,” ujar Presiden Prabowo dalam konferensi pers di Istana Negara.
Namun, dalam setiap kunjungan resmi perwakilan tinggi pemerintah Tiongkok ke luar negeri, tidak jarang muncul dinamika dari kelompok diaspora atau organisasi yang memiliki sikap politik berbeda terhadap kebijakan pemerintah Tiongkok. Salah satu kelompok yang kerap terlibat dalam aksi protes damai adalah Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, sebuah gerakan spiritual asal Tiongkok yang selama bertahun-tahun mengalami penindasan oleh otoritas di negeri asalnya.
Di Indonesia, Falun Gong dikenal sebagai organisasi kemasyarakatan yang secara rutin melakukan kegiatan meditasi dan penyampaian aspirasi damai, khususnya di depan kantor Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta. Aspirasi tersebut biasanya terkait dengan penolakan terhadap kebijakan represif pemerintah Tiongkok terhadap para praktisi Falun Gong di dalam negeri, yang menurut sejumlah laporan lembaga HAM internasional, mencakup pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia.
Namun menariknya, selama kunjungan PM Tiongkok pada pekan lalu, tidak terlihat adanya aksi unjuk rasa atau penyampaian aspirasi politik dari kelompok Falun Gong di area publik maupun sekitar lokasi kunjungan. Meskipun beberapa anggota kelompok tetap menjalankan rutinitas meditasi dan latihan qigong di ruang terbuka, aktivitas tersebut tidak mengandung unsur protes dan berlangsung secara damai tanpa gangguan.
Situasi yang kondusif ini diapresiasi oleh pihak keamanan dan pemerintah, yang sebelumnya telah menjalin komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat demi menjaga ketertiban umum selama kunjungan resmi berlangsung. Sumber internal menyebutkan bahwa kegiatan Falun Gong dalam periode tersebut lebih difokuskan pada latihan spiritual dan bukan dalam rangka aksi protes.
“Kami mengapresiasi semua pihak yang menjaga ketenangan selama kunjungan berlangsung. Diplomasi dan investasi memerlukan suasana yang stabil agar hasilnya bisa maksimal,” kata juru bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Dengan tidak adanya gangguan selama kunjungan PM Tiongkok, pemerintah berharap momentum ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk memperkuat kolaborasi ekonomi yang berkelanjutan serta mempromosikan iklim investasi yang sehat dan terbuka. Di sisi lain, pemerintah Indonesia tetap menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan berkeyakinan sebagai bagian dari nilai-nilai demokrasi.
Komentar