Gaungkan Semangat untuk PNS Muda, Benny Susetyo : Waktunya Bergerak Gelorakan BPIP

oleh
oleh

Jakarta – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan BPIP harus bergerak untuk menggelorakan BPIP melalui media sosial. Hal ini disampaikannya dalam acara “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Penggunaan Media Sosial bagi Smart Millenials BPIP” yang dilaksanakan pada hari Minggu (28/08/2022).

Benny, sapaan akrabnya, menyatakan Pancasila seharusnya menjadi living dan working ideology.

“Living artinya menjadi gugus insting dan menjadi inti hidupnya. Working ideology artinya harus meyakini nilai pancasila adalah sumber dari nilai kerja bagi hidupnya. Itu seharusnya menjadi ruh dari kita semua,” ujarnya dalam acara tersebut.

Salah satu pendiri Setarra Institute tersebut mengajak peserta, sebagai PNS muda, untuk menyadari panggilan bekerja di BPIP.

“Sadari bahwa pegawai BPIP menjadi role model untuk mengaplikasikan Pancasila lewat kerja di era digital ini. Perlu kecepatan dan respon dan cepat serta keterampilan anda untuk menyampaikan gagasan nilai Pancasila pada gadget dan media sosial,” katanya.

“Era digital menggunakan teknologi dan internet. Internet menjadi memiliki nilai ekonomis, dia mengubah kehidupan manusia, menembus batas ruang dan waktu. Kita sampaikan gagasan ide Pancasila, dan itu (Pancasila) harus menjadi ekosistem dalam kehidupan Indonesia,” jelas rohaniwan katolik tersebut.

Benny mengungkapkan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia harus diterapkan dan dikumandangkan setiap waktu.

“Ideolog itu tidak mengenal lelah dan waktu; ideolog bukanlah penonton. Kita sebagai bagian dari BPIP harus aktif, menggunakan digital untuk sharing ide gagasan tentang kegiatan, kinerja, dan pencapaian BPIP dalam pengaplikasian Pancasila. Tapi, sampai sekarang belum terlihat,” tuturnya.

Pakar komunikasi politik itu mengajak para PNS muda di lingkungan BPIP untuk melengkapi diri dan memiliki keinginan membagikan kinerja BPIP dan aplikasi nilai Pancasila via media sosial dengan mengemasnya untuk sesuai dengan gaya hidup anak muda.

“Bisa buat sharing keggiatan BPIP. Dampaknya bisa luas dan dilihat banyak orang jika semua dari kita sharing. Itu teori era digital. Tapi kalau pasif dan tidak memakai sosial media, tidak akan ada yang tahu pencapaian BPIP,” katanya.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP tersebut menekankan bahwa pertarungan di ruang media sosial harus menjadi perhatian.

“Pertarungan kita adalah pembuatan konten positif di media sosial. Konten positif nilai-nilai Pancasila, konten positif kegiatan dan kinerja serta pencapaian BPIP. Konten tidak harus kaku, pakai bahasa pergaulan kalian anak muda. Lucu-lucu pun boleh, yang penting pesan tersampaikan dengan baik kepada anak muda Indonesia,” sebutnya.

“Baca buku-buku, cari tahu tokoh pengarusutamaan nilai Pancasila. Baca buku-buku Soekarno, agar tahu bahan-bahan,” katanya.

Dia pun menutup dengan sebuah ajakan.

“Mari kuasai ruang publik. Penuhi moralitas untuk menyebar fakta dan kebenaran. Bahasa itu penting karena memiliki power pengaruh terhadap orang-orang. Sebarkan nilai-nilai Pancasila di media sosial dengan bahasa anak muda, dengan begitu, Pancasila bergaung di ruang digital,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.