BANTEN – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus menjadi momen untuk meneladani sifat-sifat rasul.
Khususnya dalam hal berdakwah, Nabi Muhammad tidak pernah mencela. Rasul tak pernah berdakwah dengan caci maki.
“Momentum Maulid Nabi kali ini adalah mengajak umat Islam dan masyarakat agar saling mencintai, dan meneladani ahlakul karimah (budi pekerti baik) yang ada pada diri Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Pimpinan Ponpes TQN Al Mubarok Cinangka Banten KH Raden Muhammad Yusuf.
Hal itu mengemuka saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H dengan tema : “Kita Tumbuhkan Jiwa Agamis dan Nasionalis, Menjaga Ideologi Pancasila Demi NKRI Aman dan Damai” di Pondok Pesantren Salafiah TQN (Thoriqoh Qoodariyah Naqsyabandiyah) Al- Mubarok Pasir Angin Cinangka Serang Banten, Sabtu (1/12/2018).
Acara tersebut mendapatkan antusiasme cukup tinggi yang dihadiri ribuan jamaah, para tokoh agama dan masyarakat sekitar beserta Alumni dan Jama’ah majelis dzikir Thoriqoh Qoodariyah Naqsyabandiyah Al-Mubarok Cinangka Serang yang datang dari berbagai wilayah Banten dan Jabodetabek.
“Apa lagi di jaman sekarang ini banyak sekali saudara kita, bahkan seorang oknum Dai (Ceramah) dalam da’wahnya sudah tidak bisa mencerminkan jejak Rasulullah, justru dalam dakwahnya memfitnah, menghujat untuk memecah belah NKRI,” tambah Kyai Raden Muhammad.
Mestinya, kata dia, dakwah itu harusnya menyejukkan, nyaman, tentram dan damai serta mengajak orang yang mendengarnya lebih cinta kepada Allah dan Rasulnya, dan orang yang dia ajak mendengarnya pun menambah persatuan bukan perpecahan. Selain itu, Kyai Yusuf juga melarang para jama’ahnya untuk hadir dalam acara reuni 212, karena kegiatan tersebut tidak lagi murni memperjuangkan agama dan kalimat tauhid namun justru lebih kearah kepentingan partai politik.
“Bagi para pejuang kalimat Tauhid seharusnya tidak ada benci dan tidak menebar kebencian,” pungkasnya.
