Rekomendasi Mudzakarah Ulama Hasilkan Pilih Pemimpin yang Beriman & Bantu Korban Gempa Lombok

oleh
oleh

Tasikmalaya – Mudzakaroh Ulama dan Kongres Mujahidin ke-V yang di gelar selama tiga hari di Kota dari sejak Minggu 05 sampai 07 Agustus 2018 akhirnya menghasilkan kesepakatan sejumlah poin dari hasil masukan para ulama dan umat islam.

Kesepakatan tersebut salah satunya adalah mendorong kepada seluruh bangsa Indonesia dalam Pemilu Presiden dan Legislatif yang akan datang untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen moral agama, beriman, mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI serta berpihak kepada rakyat.

“Pilih pemimpin yang memiliki komitmen moral agama, beriman, mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI serta berpihak kepada rakyat,” ungkap Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Indonesia, Ust. Irfan S Awas melalui konferensi pers usai penutupan kegiatan.

Selain itu, lanjut dia, Majelis Mujahidin menunjukkan kepeduliannya terhadap musibah gempa yang menimpa masyarakat di Lombok, NTB. Untuk itu Majelis Mujahidin mengimbau kepada seluruh aktifis Majelis Mujahidin di seluruh tanah air dan rakyat bangsa Indonesia untuk membantu korban gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat.

“Rakyat Indonesia agar membantu korban gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat,” bebernya.

Sebelumnya, agenda Mudzakarah Seribu Ulama dan Kongres Mujahidin Ke-5 yang diselenggarakan di Gedung Aisyah, Jalan Ir. H. Juanda, Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, 5-7 Agustus 2018 mendapat penolakan dari warga.

Penolakan ini datang dari warga yang menamakan diri sebagai Aliansi Masyarakat Tasik Pro NKRI. Sejak dua hari berjalan, aliansi ini telah melakukan aksi demonstarasi penolakan berlangsungnya kongres seribu ulama. Sikap tersebut mencuat lantaran mereka memandang agenda kongres yang digelar sarat akan unsur politis.

Salah satu pentolan aliansi, Dede Haris, menilai mudzakarah tersebut telah mencederai situasi politik dan berpotensi mengancam keutuhan NKRI. Dia mengaku sempat mendapat pesan berantai berisi ajakan memilih salah satu kandidat dalam Pilpres 2019 mendatang. Lantaran hal tersebut, dia menginginkan agar kongres dapat dihentikan.

“Kami tidak sepakat bila ulama-ulama kami diarahkan kepada politik yang, di mana, dapat memecah belah bangsa,” kata Dede kepada wartawan saat dikonfirmasi, Selasa (7/8/2018) siang.

Jika ditemukan lagi adanya indikasi penggiringan kegiatan ke ranah politik, Dede mengatakan pihaknya bakal melakukan aksi lanjutan dengan membawa massa yang lebih banyak untuk membubarkan kegiatan mudzakarah.

“Kami mewakili masyarakat yang ada di Kota Tasikmalaya menolak segala keputusan atau rekomendasi politik dari hasil Mudzakarah ulama dan Kongres Mujahidin ke-5,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.