Aktivis 98: Buya Mulai Ngaco Intervensi Hukum Penetapan Tersangka Komisioner KY

oleh
oleh

Syafii MaarifBeritaasatu – Gerakan Manusia Pancasila (GEMPA) menilai mantan anggota tim 9 Syafi’i Ma’arif alias Buya sudah mulai ngaco dalam pernyataannya yang intervensi hukum penetapan tersangka Ketua dan Komisioner Komisi Yudisial (KY) oleh Bareskrim Mabes Polri.

“Buya da ngaco intervensi hukum penetapan tersangka Komisioner KY oleh Bareskrim,” tegas Ketua Umum Gempa Willy Prakarsa, saat ditemui awak media di Kuningan, Jakarta, Rabu (15 Juli 2015).

Sebelumnya, mantan Ketum Muhammadiyah Syafii Maarif itu mengkritik penetapan tersangka dua komisioner Komisi Yudisial (KY) Suparman Marzuki dan T Syahuri oleh Bareskrim Polri. Buya Syafii bereaksi keras menyebut ada pejabat yang tak karu-karuan hingga meminta pencopotan petinggi Polri. Meski, dalam pernyataan itu Buya tidak menyebut nama Kabareskrim Komjen Budi Waseso (Buwas).

Menurut Aktivis 98 itu, institusi Polri itu sebagai penegak hukum, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat. Jadi siapapun masyarakatnya dan dari mana asal usulnya sepanjang ingin melaporkan suatu kasus atau perkara oleh karena dirugikan maka berhak melapor.

“Polri itu memiliki penyidik handal dalam mengungkap suatu peristiwa lewat penyelidikan hingga terlapor ditetapkan sebagai tersangka. Dan itu sebelumnya telah berproses sudah memenuhi dua alat bukti yang cukup. Jadi tidak ujug-ujug menetapkan seseorang menjadi tersangka,” tegas Willy.

Lebih lanjut, Willy meminta di momentum bulan suci ramadhan ini agar Buya banyak-banyak beristighfar memohon ampunan kepada Nya dan mengharapkan ridho Nya.

“Katanya Guru Besar orang pintar, tapi kok keluarkan pernyataan aneh-aneh. Apalagi terkesan mau intervensi soal hukum dan minta pencopotan petinggi Polri,” ketus Willy.

Lebih jauh, Willy mengharapkan sebagai pemuka agama harusnya Buya bisa membuat suasana tenang, bukan malah bikin gaduh dan panas perpolitikan.

“Lagi pula pemuka agama itu idealnya ada di Pondok Pesantren ajari santri mengaji dan tumbuh kembangkan Kitab-Kitab Kuning, hingga tercipta dan dapat membentuk anak didiknya berakhlaqul karimah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.