Beritaasatu – Jajaran kepolisian diminta perlu melakukan “pagar betis” di jalur mudik di perbatasan Jabar-Jateng, terutama di Jalur Pejagan-Bumi Ayu dan Jalur Brebes-Pekalongan.
Pasalnya, menurut Indonesia Police Watch (IPW), dengan berfungsinya Jalan Tol Cipali diperkirakan penumpukan arus mudik dan ancaman kecelakaan lalulintas akan terjadi di pintu masuk Jateng, terutama di kawasan Brebes.
“Kami memperkirakan, mobil pribadi yang mudik melalui Jalur Pantura Jawa mencapai 1 juta dan sepeda motor 2 juta unit,” sebut Ketua Presidium IPW Neta S Pane, di Jakarta, Senin (6/7/2015).
Dari jumlah itu, lanjut Neta, 500.000 sampai 600.000 mobil dan satu juta sepeda motor akan melintas di kawasan Brebes, baik menuju Bumi Ayu maupun ke arah Pekalongan. Arus mudik ini mulai terjadi H-7 dan puncaknya pada H-3
dan H-2 Lebaran.
“Situasi ini diperkirakan akan membuat jalur mudik “terkunci” di kawasan Pejagan. Di jalur ini akan terjadi pertemuan antara arus sepeda motor yang hendak menuju Bumi Ayu dengan mobil pribadi yang hendak keluar dari Tol Cipali,” bebernya.
Memang, kata dia, pemerintah sudah menyiapkan 10 jalur alternatif untuk mengurai kemacetan di kawasan Brebes. Tapi kondisi jalan di jalur-jalur tersebut belum ideal, masih banyak yang rusak. Pemudik 2015 bakal dihadapkan pada tantangan kemacetan parah di kawasan Pejagan dan kelelahan setelah melintas dari Jakarta, Jabar, dan Jateng.
“Dua faktor ini akan membuat kecelakaan lalulintas di musim mudik 2015 makin rawan,” jelasnya.
Maka itu, sambung Neta, Polri perlu melakukan tiga hal. Pertama, melakukan antisipas, antara lain berupa rekayasa lalu lintas. Kedua, mencermati pemudik yang kelelahan, terutama pemudik sepeda motor, untuk kemudian mengarahkannya agar beristirahat. Ketiga, melakukan “pagar betis” agar bisa cepat mengatasi kemacetan maupun kecelakaan lalulintas.
“Di musim mudik 2014 angka kecelakaan lalulintas menurun, agaknya di 2015 hal ini sulit dipertahankan, mengingat jumlah kendaraan melonjak tajam. Untuk itu pemudik perlu ekstra hati-hati,” tukasnya.