Beritaasatu – Pasca DPR mengumumkan adanya sure dari Presiden berisi penunjukkan Sutiyoso sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN), tiba-tiba saja muncul beberapa kelompok yang melakukan penolakan. Himpunan Mahasiswa untuk Demokrasi (Hikmah Demo), menilai pro kontra penunjukan Sutiyoso tersebut adalah wajar, namun demikian, hendaknya tetap menghormati pilihan presiden karena itu merupakan hak prerogatif presinden.
Demikian disampaikan korlap Hikmad Demo, Ipan Taufiq, dalam aksi dukungan #BangYos4BIN di DPR, Jakarta, Selasa (30/6), bersamaan dengan digelarnya fit and proper test Sutiyoso di Komisi I DPR.
Menurut Ipan, pro kontra terhadap suatu kebijakan pemerintah, adalah hal yang wajar di era demokrasi ini. “Kita baru belajar demokrasi. Dengan demikian, adanya pro kontra seperti ini merupakan bagian dari pendewasaan menuju demokrasi. Meskipun tidak suka, sebaiknya tetap menghormati pilihan presiden,” ujarnya.
Ipan, mahasiswa semester akhir dari kampus swasta enggan menanggapi tudingan kelompok yang menolak Sutiyoso. Alasannya, ada dugaan kelompok ini didasari kekecewaan karena Bang Yos yang ditunjuk bukan orang yang didukungnya.
“Sebaiknya kita bicara tantangan Bang Yos kedepan yang makin berat,” elaknya.
Lebih jauh dikatakan Ipan, selain menghadapi persoalan dalam negeri terkait dengan digelarnya Pilkada serentak, Bang Yos juga harus menyelesaikan masalah separatisme, konflik sosial akibat pertentangan kepentingan diantara masyarakat, dan terorisme serta perang cyber.
“Perkembangan aksi kelompok radikal berdalih agama yang terjadi di Timur Tengah, dikhawatirkan akan merembet di Indonesia, membangunkan sel-sel teroris yang seolah-olah sekarang ini sedang tidur, alias tidak ada aktifitas,” ujarnya.
Masalah lain yang cukup mendesak diatasi oleh lembaga yang dipimpin Bang Yos adalah soal ketahanan ekonomi. Bang Yos perlu mengoptimalkan kerja intelijen ekonomi, karena perang yang terjadi saat ini bukan lagi mengerahkan kekuatan militer untuk menguasai suatu negara, tetapi cukup melemahkan ekonomi, kemudian menguasai.
“Hati-hati bekerjasama dengan asing atas nama investasi, itu jebakan utang yang membuat Indonesia menjadi tergantung pada negara itu,” ujarnya.
Yang perlu dilakukan Bang Yos adalah berani mengingatkan Presiden jika kebijakan presiden sudah mengarah paka kerusakan ekonomi, tambahnya.
Namun demikian, Ipan optimis, Bang Yos mampu mengemban tugas sebagai bos intel Indonesia, mengingat latar belakang sebagai Wadanjen Kopasus, Pangdam Jaya hingga Gubernur DKI selama dua periode.
Dalam aksinya, Hikmah Demo menggelar spanduk dan poster berisi dukungan antara lain “Mari belajar demokrasi, hormati pilihan presiden”, “Hormati demokrasi, hormati pilihan presiden”, “Daripada tolak sutiyoso, mending tolak angin”, “Daripada LSM jualan HAM, lebih baik jualan takjil” dan “Selamat bekerja #BangYos4BIN, jaga Indonesia jadi macan Asia”