Jakarta, beritaasatu.com – Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Ode Ida berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merekrut penyidik dari unsur TNI, Kejaksaan, dan Advokat. Menurutnya, auditor TNI adalah orang-orang yang punya integritas tinggi dan indepen selama ini.
“Kalau yang dihadirkan (re: penyidik) dari kepolisian punya konflik interest. Oleh karena itu kami berharap KPK merekrut penyidik dari tiga kekuatan itu,” ungkapnya, Selasa (24/2/2015).
Menurut dia, jika perekrutan penyidik KPK untuk saat ini diambil dari Polri, dikhawatirkan adanya konflik kepentingan terutama dalam peristiwa yang sedang terjadi belakangan ini.
“Penyidik KPK dengan segala hormat tidak dimintakan lagi dalam kondisi sekarang ini kepada pihak kepolisian,” tuturnya.
La Ode meyakini saran ini tidak akan memperkeruh suasana. Menurut dia, setiap unsur yang ada di Indonesia saat ini harus memperkuat KPK sebagai lembaga penegak hukum yang masih dipercaya publik.
“Enggak, di Indonesia ini satu-satunya lembaga pemberantas korupsi yang paling dipercaya adalah KPK. Kita ingin memperkuat Kejaksaan, ingin memperkuat Kepolisian,” ungkapnya.
La Ode menjelaskan, kehadirannya untuk memberi dukungan kepada Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang dinonaktifkan sebagai Ketua dan Wakil Ketua KPK lantaran ditetapkan sebagai tersangka. Dia juga meminta Presiden Joko Widodo segera menghentikan kriminalisasi terhadap KPK.
“Hentikan kriminalisasi terhadap KPK, khususnya dalam posisi AS dan BW. Tindakan kriminalisasi ini lebih buruk dari saat rezim Orde Baru,” tegasnya.
Namun, La Ode menyangsikan pelaksana tugas Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki, karena mengeluarkan statemen tidak mendukung dipermanenkannya KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi di Indonesia.
“Ketua plt Ruki (Taufiequrachman Ruki) telah menjurus pada pelemahan KPK. Pernyataannya hari Sabtu yang lalu yang menyatakan bahwa tidak setuju untuk mempermanenkan KPK sebagai lembaga pemberantas korupsi di Indonesia,” pungkasnya. (Al)
Komentar