KPK: Tidak Ada Istri yang Larang Korupsi, Malah Ucap Alhamdulillah

oleh
oleh

Ganyang korupsi
Ganyang korupsi
Ganyang korupsi
Ganyang korupsi

Beritaasatu – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai perilaku hedonis dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya korupsi sehingga menjalar di Indonesia.

“Perkembangan zaman membuat seseorang menjadi konsumtif dan terlibat dalam kehidupan yang glamor,” demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Ketua KPK Johan Budi SP, Selasa (30/6/2015).

Bahkan, lanjut mantan Jubir KPK, muncul nilai di masyarakat bahwa seseorang dihargai didasarkan pada apa yang dikenakan sehari-harinya. Ia mencontohkan, seorang istri tersangka yang mempunyai tas merek Hermes hingga mencapai seharga Rp 960 juta dan itu hanya dimiliki lima tokoh di dunia.

“Dia juga punya merek lainnya yang harganya juga ‘gila’,” sebut Johan.

Selain itu, Johan kembali mencontohkan ada istri tersangka yang tidak mempertanyakan uang jumlah besar yang tiba-tiba didapatkan oleh suaminya yang merupakan pejabat negara. Berdasarkan pengalaman selama di KPK, tidak
ada istri yang melarang suaminya berbuat korup.

“Yang tahu langsung melarang itu hanya ada diĀ sinetron saja. Malah biasanya menerima dan mengucap alhamdullilah,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.