BPIP : Paskibraka Harus Lawan Konten Serangan dengan Konten Positif

oleh
oleh

Jakarta – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) Susulan Bagi Purna Paksibraka Tahun 2022 Provinsi Jateng, Jatim dan D.I Yogyakarta, di Kota Magelang, Kamis (12/10/2023).

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, menyampaikan keinginannya agar generasi muda ini menjadi penyebar konten positif dan persatuan di berbagai platform sosial media, dalam acara ini, secara daring, di dalam paparannya.

Benny, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa dunia digital memberikan dua sisi, yaitu sisi yang baik dan sisi yang buruk.

“Sisi baiknya, media sosial dan digital mengatasi ruang, waktu, dan jarak; orang mudah berkomunikasi tanpa batasan ataupun jarak, wawasan pun bertambah lebih banyak dan lebih luas. Tetapi sisi buruknya juga ada. Media sosial bisa menjadi alat propaganda dan memperkeruh suasana, isu SARA, menyebar hoaks, dan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Nah, inilah yang harus jadi perhatian kita,” ujarnya.

Tentang contoh-contoh sisi buruk ini, dia pun memberikan contoh.

“Misalnya mengganti ideologi Indonesia dengan paham agama tertentu, ideologi hedonisme, individualisme, kapitalisme, atau kekerasan, yang mengakibatkan Pancasila terancam. Inilah tugas Paskibraka: menjadi penjaga Pancasila.”

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP ini pun mengajak agar generasi muda ini menggunakan kemampuannya untuk menjadikan media sosial sebagai pemersatu bangsa.

“Gunakan media sosial secara cerdas; pakailah lima jari ini untuk menjadi pemersatu bangsa, bukan provokasi memecah belah bangsa. Bentengi NKRI dengan konten-konten yang menciptakan persatuan, kerukunan. Beri informasi yang benar dan berdasarkan fakta, bukan hoaks ataupun ikut arus tanpa dicek kebenarannya,” katanya.

Pakar komunikasi politik ini juga menyoroti keadaan saat ini, dimana pemilu serentak tahun 2024 akan berlangsung.

“Dalam pilkada ini, misalnya, banyak konten-konten yang menyerang suku, etnis, atau agama, dan pribadi dari kandidat. Lah, ini yang menyebabkan konflik dan perpecahan. Gunakan kemampuan teman-teman yang anak muda ini, untuk melawan konten-konten menyerang ini. Apalagi yang menyebarkan ideologi inklusif dan tidak toleran,” serunya.

“Buat narasi-narasi yang mempersatukan bangsa ini. Konten budaya juga. Contohnya tidak usah muluk-muluk, ada penjual makanan yang enak tapi tidak laku, ya viralkan, ajak teman-teman kalian untuk ikut makan disana, membantu si penjual. Itu sudah konten bernilai Pancasila, loh. Artinya kalian peduli dengan lingkungan. Contohnya lagi, kebersihan dan peduli lingkungan, itu juga sudah konten bernilai Pancasila. Tidak perlu berpikir terlalu jauh saat mau memulai. Sadar akan keadaan kalian dan contohkan nilai-nilai Pancasila, masukkan itu ke dalam konten kalian. Itu sudah menjadi tameng persatuan NKRI.”

“Jangan malah ikut-ikutan konten vulgar, yang hedonisme, atau tantangan-tantangan yang merugikan kalian dan malah mencelakakan. Tunjukkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, karena itulah panggilan Paskibara: menjadi benteng NKRI yang berlandaskan Pancasila,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.