Jalankan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila, Ciptakan Peserta Didik yang Bertindak Global dan Berpikir Lokal

oleh
oleh

Singkawang – Keberadaan Singkawang sebagai Kota Paling Toleran pada tahun 2022 versi Setara Institute dengan nilai indeks toleransi tertinggi sebesar 6,483 memberikan beban yang tidak ringan bagi segenap unsur dan komponen pemerintahan di Kota Singkawang. Hal ini dipersulit dengan makin berkembangnya tehnologi dan informasi di era digital membuat banyak sekali informasi yang kebenarannya belum terbukti dan berakhir memecah belah masyarakat dengan hoaks .

Tugas para pendidik dan tenaga Pendidikan sebagai garda terdepan dalam mendidik para penerus bangsa tentunya lebih berat karena fenomena era digital tersebut dan karenanya perlu ada usaha terus menerus dalam upaya melindungi anak bangsa dari racun racun globalisasi sekaligus menjaga dan melaksanakan aktualisasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan latar belakang tersebut maka Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Melalui Kedeputian Bidang Pengendalian dan Evaluasi, Direktorat Evaluasi bersama dengan Pemerintah Kota Singkawang dalam rangka Habitualisasi dan Aktualisasi Nilai Pancasila di Lingkungan Pendidik Kota Singkawang, menyelenggarakan Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila di Lingkungan Pendidikan dan tenaga pendidikan Pada Rabu 14 Maret 2023, di Kota Singkawang.

Dalam kegiatan yang mengundang Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Dr.Antonius Benny Susetyo ini banyak dibahas mengenai bagaimana menuangkan nilai-nilai Pancasila dan budaya serta kearifan lokal dalam pembuatan dan penerapan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan di Kota Singkawang, yang memiliki masyarakat yang beragam.

Dalam Kegiatan yang diselenggarakan secara hybrid ini, Benny memaparkan bahwa Pancasila harus menjadi ideologi yang hidup dan bekerja.

“Pancasila harus dapat menjadi nilai keutamaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat, serta diaktualisasikan dengan baik dalam pembuatan kebijakan.” tandas Benny.

Usaha ini, menurut Benny akan membuat Pancasila terhabituasikan dengan baik dan benar benar terlaksana dalam budaya, karakter dan aktifitas masyarakat sehari hari.

“Oleh karena itu perlu adanya interaksi berbasis afeksi dan tidak terjebak pada hal kognitif yang dapat diakses dengan mudah melalui teknologi. Interaksi antara guru dan peserta didik diharapkan tidak lagi terjebak dalam pengajaran bersifat doctrinal namun benar benar praktek nyata dalam kehidupan sehari-hari.” sambungnya.

Lebih lanjut, dalam acara yang dihadiri lebih dari 300 orang ini, Benny yang merupakan Doktor Komunikasi Politik menyatakan bahwa dalam pembuatan Kebijakan pemerintah harus dan perlu memperhatikan adanya rasa dan jiwa yang terangkum dalam nilai Pancasila dalam keberadaannya.

“Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah tidak boleh mengingkari nilai-nilai Pancasila dan adat istiadat. Karena Pancasila adalah kesepakatan, maka Pancasila harus menjadi acuan dalam perencanaan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan oleh pemerintah.” tegasnya.

Benny meminta para pembuat kebijakan, hendaknya benar-benar memperhatikan nilai-nilai Pancasila dan perkembangan masyarakat. Aspek manusia sebagai individu yang tercantum dalam pancasila melalui nilai ketuhanan dan nilai kemanusiaan perlu diimbangi dengan aspek kesosialan manusia seperti yang terangkum dalam sila ketiga,keempat dan kelima.

“Yaitu nilai persatuan, demokrasi dan sosial. Dengan memperhatikan hal tersebut dan nilai-nilai luhur kearifan lokal, niscaya manusia Indonesia yang berbudaya dan berpancasila dapat diraih.” jelasnya.

Dalam Kegiatan Aktualisasi Pancasila yang dihadiri para Guru dan Kepala Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama se-Kota Singkawang ini, Benny menyatakan bahwa sudah seharusnya kita tidak semata-mata menghargai nilai akademis tetapi juga menghargai nilai-nilai baik yang dijunjung oleh para peserta didik.

“Nilai-nilai seperti kejujuran, tolong menolong dan integritas sebagai hal yang berharga, karena sesungguhnya pengajaran Pancasila bukan sekedar transfer materi saja. Namun transfer rasa, nilai dan keteladanan yang tidak hanya dibuktikan dengan tingginya nilai saja namun juga mendarah dagingnya Pancasila dalam berkehidupan sehari hari.” imbuhnya.

“Pembangunan karakter para peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal diharapkan mampu mempersiapkan para peserta didik menjadi Individu yang bertindak global namun berpikir lokal melalui Pancasila sebagai nilai luhur kehidupan berbangsa dan bernegara.” ujar Benny menutup Paparannya dalam kegiatan yang diselenggarakan hingga pukul 12.00 siang tersebut

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.